Wednesday, June 07, 2006

UN 2006, Momentum Al-Zaytun Buktikan Diri

Secara keseluruhan, nilai angka kelulusan peserta didik tingkat Tsanawiyah / SMP dan Aliyah / SMA Al-Zaytun pada Ujian Nasional Tahun 2005 lalu jauh di atas rata-rata nasional. Sekitar 30 persen di antaranya bahkan memperoleh nilai 8-10. Peserta didik yang tidak lulus hanya dibawah 0,005 persen. Akankah prestasi tersebut terulang kembali di Ujian Nasional 2006?

Pada 27 Agustus 1999, Al-Zaytun diresmikan oleh Presiden RI Prof. Dr. BJ. Habibie. Enam tahun kemudian, akhir Mei 2005, Al-zaytun telah menghasilkan lebih dari 1.200 peajar Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai lulusan angkatan pertama.

Satu hal yang sangat menggembirakan dan membanggakan seluruh pengelola Al-Zaytun, hasil Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2004 / 2005 dari peserta didik mereka sangat memuaskan. Sekedar mengingatkan, dunia pendidikan di Indonesia dibuat heboh lantaran dari 800.000 siswa SMP dan SMA di tanah air, peserta UN untuk tahun ajaran 2004/2005 tersebut, ternyata tidak lulus.

Seperti diketahui, ada tiga mata pelajaran yang diujikan secara nasional: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matermatika. Secara umum, banyak siswa tidak lulus pada Bahasa Inggris dan Matematika. Hasil UN mereka tidak dapat mencapai standar kelulusan yang ditetapkan pemerintah (baca: Departemen Pendidikan Nasioanl / Depdiknas) yakni 4,25. Ironisnya lagi, banyak sekolah di tanah air yang tingkat kelulusannya nol persen.

Dari data yang dirilis Depdiknas sebanyak 817.302 siswa (16,37%) dari 4.990.266 peserta UN tahun 2005 dinyatakan tidak lulus. Pada 2004, yang tidak lulus sebanyak 403.872 siswa.
Di "kota pelajar" Yogyakarta, misalnya, ada 13 SMA yang tingkat kelulusannya nol persen. Di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dari 111.482 siswa SMP dan SMA, termasuk Tsanawiyah dan Aliyah, sebanyak 48.160 siswa (43,30 persen) dinyatakan tidak lulus UN. Angka ini lebih besar dari tahun lalu yang hanya 33 persen.
Di Jawa Timur, kasus serupa juga terjadi. Dari 451.104 siswa SMP dan SMA yang ikut UN, 55.258 siswa tidak lulus. Surabaya menjadi penyumbang terbesar ketidak-lulusan di mana 4.691 siswa SMP dan SMA dinyatakan tidak lulus. Bahkan ada empat SMP yang kelulusannya nol persen.
"Pemerintah prihatin atas hasil itu, tapi itulah kenyataaan yang harus dibuka. Sejak dulu kualitas pendidikan kita rendah," ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla, menanggapi kabar menyedihkan tersebut, awal Juli 2005.
Bagaimana profil hasil UN pada siswa Al-Zaytun? Bila ditakar dari hasil yang dicapai siswa-siswanya, maka lembaga pendidikan bermoto "Pesantren Spirit but Modern System" sangat pantas mendapat predikat sebagai sekolah unggulan baru.
Untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah / MTs (setara SMP), hanya ada lima orang siswa yang tidak lulus (0,45 persen) dari 1.110 peserta didik Al-Zaytun yang mengikuti UN. Satu anak tidak lulus pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan empat siswa tidak lulus pada mata pelajaran Matematika. Sedangkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semua siswa dinyatakan lulus.
Dari 1.110 orang siswa tingkat Tsanawiyah yang mengikuti UN, untuk mata pelajaran Bahas Indonesia, 60 orang siswa (5.41 persen) mendapat nilai antara 9-10, 293 orang siswa (26.40 persen) mendapat nilai antara 8-9, dan 451 orang siswa (40,63 persen) mendapat nilai antara 7-8, diikuti 283 orang siswa (24,50 persen) mendapat nilai 6-7.
Pada posisi nilai terendah presentasenya kecil saja, yakni 23 orang siswa (2,07 persen) mendapat nilai antara 5-6. Sementara untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, hasil nya juga patut dibanggakan. Sebanyak 93 orangn siswa (8.38 persen) yang mendapat nilai antara 9-10, 219 orang siswa (19,73 persen) mendaoat nilai 8-9, 344 orang siswa (30,99 persen) mendapat nilai 7-8, serta 418 orang siswa (37,66 persen) mendapat nilai antara 6-7.
Sisanya, sebanyak 34 orang siswa (3,06 persen) mendapat nilai antara 5-6, satu orang siswa (0,09 persen) dinyatakan tidak lulus. Khusu mata pelajaran Matematika, tidak seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jumlah siswa yang mendapat nilai antara 5-6 lebih besar yakni 70 orang (6,31 persen).
Lepas dari realitas itu, peserta didik Al-Zaytun yang mendapatkan nilai antara 9-10 untuk mata pelajaran Matematika justru lebih banyak bila dibandingkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Tercatat 68 orang siswa (6,13 persen) yang mendapatkan nilai antara 9-10. Bahkan, dari jumlah itu, 63 siswa mendapatkan nilai 10. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia tercatat 60 orang siswa. Ada empat siswa tidak lulus.
Gambaran yang tak jauh berbeda juga diperlihatkan oleh hasil yang dicapai peserta didik Al-Zaytun pada tingkat Madrasah Aliyah / MA (setingkat SMA) baik program studi IPA maupun IPS Prestasi mereka sangat memuaskan.
Dari 1.251 peserta didik (program studi IPA 66 siswa dan IOS 625 siswa), hanya satu orang (0,079 persen) yang tidak lulus. Peserta yang tidak lulus ini berasal dari program studi IPA, itu pun untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada tingkat Aliya ini, ada 22 orang siswa Al-Zaytun dari program studi IPA yang mendapatkan nilai 10 untuk UN mata pelajaran Matematika. Hanya satu orang peserta didik program IPA yang tidak lulus dan itu untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Patut dipaparkan pula, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia ada 351 siswa (56,07 persen) dari program studi IPA dan 315 siswa (50,40 persen) dari program studi IPS yang mendapatkan nilai antara 7-8.
Yang memperoleh nilai antara 8-9 : 103 siswa (16,45 persen) dari program studi IPA dan 12 siswa (1,92 persen) dari program studi IPS. Kemudian, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, ada 252 siswa (40,26 persen) dari program studi IPA dan 142 siswa (22,72 persen) dari program studi IPS. Selanjutnya, ada 440 siswa (70,40 persen) dari program studi IPS dan 241 siswa (38,50 persen) dari program studi IPA yang mendapatkan nilai 6-7.
Dari hasil Rekapitulasi Nilai Ujian Nasional 2005 Peserta Didik Al-Zaytun bisa dipetik kesimpulan : persentase peserta didik yang tidak lulus untuk tingkat Tsanawiyah dan Aliyah sangat kecil yakni di bawah 0,005 persen.
Keberhasilan Al-Zaytun membina insan-insan berkualitas juga ditandai oleh kesuksesan enam siswa lulusan Aliyah yang mampu masuk dalam 10 besar terbaik lulusan Ujian Nasional 2005 se Jawa Barat. Ini adalah prestasi gemilang yang mengagumkan, dan paparan fakta di atas menyuratkan satu hal yang sulit dibantah bahwa Al-Zaytun memang menjadi pusat pembinaan insan-insan cemerlang.
Saat ini, jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun dari kelas satu sampai kelas tiga sebanyak 2.007 orang (1.134 siswa putra dan 873 siswa putrid). Sedangkan, jumlah siswa Madrasah Aliyah (bidang studi IPA dan IPS) dari kelas satu sampai kelas tiga sebanyak 3.956 orang siswa (2.312 siswa putra dan 1.644 siswa putrid).
Pada Mei 2006 ini, akan diselenggarakan Ujian Nasional untuk Tahun Pelajaran 2005/2006. Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 20 tahun 2005 tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006, nilai standar kelulusan yang ditetapkan pemerintah adalah di atas 4,25.
Ketentuan tentang standar kelulusan ini tersurat dalam Pasal 18 Permendiknas 20/2005, yang ditetapkan pada 13 Oktober 2005 : "Peserta didik dinyatakan lulus ujian nasional apabila memiliki nilai lebih besar dari 4,25 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan dengan rata-rata nilai ujian nasional lebih besar dari 4,50".
Akankah Al-Zaytun kembali sukses membuktikan prestasi dan kualitas peserta didiknya pada Ujian Nasional 2006 ini, seperti yang pernah dicapai pada Ujian Nasional tahun 2005?
(Sumber Majalah Berita Indonesia -14/2006).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home