Monday, June 05, 2006

Fakultas-fakultas Terpadu di UAZ-Indonesia

Alumnus Universitas Al-Zaytun nantinya diharapkan, bukan saja menjadi tenaga ahli dibidangnya, tetapi juga menguasai bergabai bidang secara mendalam. Sehingga di manapun mereka mengabdi, akan menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, penuh dedikasi dan berkemampuan saing di tingkat internasional. Untuk itulah Universitas Al-Zaytun Indonesia menerapkan sistem pendidikan dengan fakultas-fakultas terpadu.

Universitas Al-Zaytun Indonesia (UAZ-Indonesia) dibuka pada Agustus 2005. Pengoperasian UAZ-Indonesia ini merupakan per-wujudan sistem pendidikan satu pipa (one pipe education system), yang sejak awal dicanangkan Syaykh Al-Zaytun Dr. AS Panji Gumilang. Jaminan mutu adalah alasan utama penerapan sistem pendidikan satu pipa Al-Zaytun. Sekali bergerak mendidik, kata Syaykh AS Panji Gumilang, harus berkualitas dan berkelas dunia.

Dengan sistem satu pipa tersebut, santri berpeluang menempuh pembelajaran di Al-Zaytun, selama 20 tahun secara berkelanjutan. Mulai sekolah dasar, pada umur enam tahun hingga mencapai gelar doctor (S-3) pada usia 25 tahun. Diharapkan pada usia sedini mungkin (25 tahun), para alumni Al-Zaytun telah dapat mengabdikan dirinya pada bangsa dan negaranya, dalam kapasitas sebagai doctor.

Pada akhir Mei 2005, Al-Zaytun meluluskan lebih dari 1.200 pelajar tingkat menengah atas. Sebagai konsekuensi menganut pendidikan bersistem satu pipa, Al-Zaytun harus menyiapkan terwujudnya universitas, yang dapat menampung mereka dan siapapun (dari luar pelajar Al-Zaytun) yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Al-Zaytun. Maka, kemudian dibangunlah gedung untuk Universitas.

Awal berdiri, Universitas ini telah memulai dengan beberapa program. Diantaranya, Program Pendidikan Pertanian Terpadu (P3T), Program Pendidikan Teknik Terpadu (P2T2) dan Program Pendidikan Bahasa-bahasa Terpadu (P2BT). Cikal Bakal Universitas Al-Zaytun Indonesia ini juga semakin menemukan bentuk setelah mengadakan berbagai studi banding ke berbagai universitas terkemuka di Indonesia maupun negara sahabat dan dengan berbagai persiapan dalam bentuk penyediaan tenaga pengajar yang berkualifikasi. Al-Zaytun juga telah lebih dahulu melaksanakan kerja sama dengan beberapa staf pengajar IPB Bogor dalam penyelenggaraan Program Pendidikan Pertanian Terpadu (P3T). Program ini merupakan cikal bakal Fakultas Pertanian Terpadu Universitas Al-Zaytun Indonesia. Juga dengan beberapa dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (dulu IAIN Jakarta) dalam menyelenggarakan program Kuliah al-Lughah berupa peningkatan kualitas berbahasa arab bagi seluruh pamong dididik dan eksponen Al-Zaytun yang diikut-sertakan. Prof. Dr. Abdurrahman Partosentono, adalah salah seorang senior di UIN Jakarta, yang menjadi salah satu promoter program ini.

Pendidikan Pertanian Terpadu

Program Pendidikan Pertanian Terpadu (P3T) adalah program pendidikan tingkat tinggi non degree. Program yang dimulai sejak 1 Januari 2000 ini merupakan program pendidikan pertania terpadu satu-satunya di Indonesia. Tidak seperti sistem pendidikan tinggi lain, program ini menerima mahasiswa pada setiap semester. Lama pendidikan empat semester, plus program bela negara dan penguasaan bahasa. Jadi, paling tidak setelah tiga tahun mereka baru benar-benar bisa terjun menjadi manajer-manajer pertanian masa depan.

Program ini ditangani oleh tenaga pengajar yang berkualitas, bekerja sama dengan para tenaga pengajar dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Syaykh AS Panji Gumilang mengatakan, didirikannya P3T sebagai usaha Al-Zaytun dalam rangka mempersiapkan kader-kader atau praktisi di bidang pertanian yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.

Diharapkan, dengan adanya aplikasi teknologi pertanian secara terpadu, para alumni P3T mampu menghasilkan produk-produk pertanian. Dalam skala internal mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan dalam skala eksternal mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. Syaykh Al-Zaytun mengatakan seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Al-Zaytun merupakan kegiatan yang telah direncanakan secara matang.

Cikal bakal Fakultas Pertanian Terpadu Universitas AL-Zaytun Indonesia ini menempati Gedung Idadi yang berdiri di atas lahan 4.000 meter persegi. Seluruh kegiatan pendidikan, kecuali laboratorium, dipusatkan di gedung itu. Termasuk ruang dosen maupun asrama mahasiswa. Gedung itu dirancang dengan menggunakan pendekatan pertanian, beratap tinggi, dan berlatar belakang hutan.

Para calon mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah terlebih dahulu menjalani serangkaian tes yang diwajibkan oleh YPI, termasuk tes kesehatan dan tes mental. Sebelumnya, di daerah masing-masing merekapun telah menjalani tes-tes oleh coordinator YPI. Mereka yang lulus tes di daerah itulah yang berhak mengikuti tes di Al-Zaytun.

Pada saat ini (2006) telah terlaksana 12 angkatan dengan jumlah keseluruhan mahasiswa lebih dari 400. Alumni dari fakultas ini umumnya langsung dikaryakan untuk mengelola lahan di Al-Zaytun dan menangani koperasi simpan pinjam yang bekerja sama dengan masyarakat desa sekitar Al-Zaytun. Mereka juga bekerja memberikan penyuluhan untuk peningkatan hasil pertanian masyarakat.

Langkah mendahulukan pelaksanaan P3T ini dilator-belakangi kebijakan Al-Zaytun yang telah memutuskan bahwa sector pertanian menjadi pendamping sector pendidikan. Sesuai dengan paradigma pendidikan ekonomi dan ekonomi pendidikan. Oleh karena itu, telah disiapkan lahan pertanian di sekeliling areal pendidikan seluas 1.000 hektar yang masih akan terus diperluas. Pertanian disini bukan saja bertani tanaman padi atau palawija, melainkan meliputi berkebun, perhutanan, perikanan dan peternakan secara terpadu.

Pendidikan Teknik Terpadu

Program Pendidikan Teknik Terpadu (P2T2) ini adalah program pendidikan tingkat tinggi non degree yang ditempuh dalam masa 4 semester. Para pengajarnya berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia (seperti ITB, UI, IKIP dan lain-lain). Program yang merupakan embrio dari Fakultas Teknik Universitas AL-Zaytun Indonesia ini dimulai 1 Juli 2002.
Dibukanya program ini bersamaan dengan program peningkatan kualifikasi dan pasca sarjana di bidang pendidikan yang bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Latar belakang pembentukan program ini antara, antara lain tertulis bahwa Al-Zaytun sebagai institusi pendidikan umat sesuai dengan motto “Al-Zaytun Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi serta Pengembangan Budaya Perdamaian” menjadikan segala aktivitasnya selalu memasukan unsure pendidikan baik formal maupun informal. Begitu pula aktivitas pembangunan yang sedang dilaksanakannya.

Hal ini berkaitan dengan percepatan pembangunan fisik Al-Zaytun, yang menjadikan kebutuhan tenaga terampil dan terdidik semakin besar. Tak hanya untuk menempati posisi manajer proyek di dalam lingkungan Al-Zaytun tapi juga untuk penyebaran Al-Zaytun di seluruh Indonesia. Untuk menjawab itu P2T2 ini dimulai.

Rekrutment mahasiswa dilaksanakan setiap tahun yang berasal dari karyawan pembangunan di berbagai unit pembangunan yang ada di Al-Zaytun. Hingga saat ini (tahun 2006) sudah berjalan 4 (empat) angkatan dengan jumlah mahasiswa lebih dari 80 orang. Program studi yang ditempuh sebesar 76 SKS yang dibagi menjadi 4 semester. Satu SKS ekuivalen dengan 60 menit tatap muka dengan dosen dan 2 x 60 menit praktik di lapangan atau laboratorium. Serta 1 x 60 menit kegiatan belajar mandiri terprogram.

Jadi, pendidikan ini setingkat dengan strata Diploma 2 (D-2). Namun demikian menurut Ir. Asrur Rifa dan Ir. Bambang Abdul Syukur, yang ikut membidani program ini, konsepnya berbeda dengan program teknik D-2 yang diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi. Dari segi kurikulum, kurikulum P2T2 disusun berdasarkan hajat pemahaman teknik seorang manajer lapangan yang bisa menguasai keseluruhan tahapan suatu proyek pembangunan. “Seorang manajer lapangan yang memiliki gambaran utuh mengenai suatu bangunan yang di dalamnya memang minimal ada empat disiplin ilmu : mekanikal, elektrikal, sipil, dan arsitektur,” kata Ir. Asrur Rifa. Selama ini, katanya, dalam sebuah proyek bangunan sering terjadi ketidak sinkronan dalam perencanaan jalur-jalur elektrikal, mekanikal terhadap rancangan sipil dan arsitektur. Sehingga, sering terjadi rebutan lahan,” tambahnya.

Hal senanda dikemukakan Ir. Bambang Abdul Syukur, dalam pendidikan teknik – termasuk politeknik – pada umumnya masih belum integral. Pendidikan teknik arsitektur misalnya yang umumnya lebih mengkhususkan diri pad desain bangunannya tapi melupakan kelengkapannya seperti mekanikal, elektrikal, dan sistem sipil yang ada didalamnya sehingga tidak dipahami secara detail oleh para arsitek pada umumnya. “inilah bedanya dengan P2T2. Di sini seorang arsitek diharapkan tidak hanya memahami sipil, mekanikal, dan elektrikal secara umum tapi memiliki pemahaman yang terpadu dan pemahaman dasar yang cukup detail dari empat bidang keilmuan tadi,” ujar insinyur yang alumnus Teknik Arsitektur ITB ini.

Dengan Demikian, arsitek yang dihasilkan akan mampu mengakomodasi semua aspek. Merekapun akan lebih mampu me-manage pembangunannya. Dampaknya, perencanaan akan lebih singkat dan matang. “Lulusan S-1 Sekarang belum bisa dilepas di proyek. Dalam menyusun proyek perencanaan saja belum tentu bisa secara terpadu,” kata Ir. Bambang Abdul Syukur.

Peserta program pendidikan ini pada tahap awal adalah karyawan Al-Zaytun dengan latar belakang pendidikan minimal lulusan SLTA (STM dan SMA Jurusan IPA) dengan seleksi cukup ketat. Selain untuk memenuhi hajat intern, terbuka kemungkinan jika ada perusahaan atau lembaga yang berminat menampung alumni P2T2 Al-Zaytun. Dari sana diharapkan dunia luar akan bisa menilai kualitas dan keunggulan yang ditawarkan _2T2.

Keunggulan-keunggulan itulah yang akan menarik mereka untuk masuk ke P2T2 atau Fakultas Teknik Universitas Al Zaytun Indonesia. Jadi nantinya program ini akan membuka kesempatan bgai mahasiswa non karyawan. Program pendidikan ini tidak full beasiswa. Pada prinsipnya mahasiswa tetap membiayai pendidikannya. Namun bagi karyawan diberikan apresiasi dalam bentuk pinjaman tanpa bunga yang keseluruhannya dituangkan dalam bentuk perjanjian.

Pendidikan Bahasa-bahasa Terpadu

Program Pendidikan Bahasa-bahasa Terpadu adalah program pendidikan tingkat tinggi strata 1 yang ditangani oleh tenaga pengajar dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Program ini dimulai pada awal 15 September 2002. Rekruitmen mahasiswa P2BT yang merupakan embrio Fakultas Sastra Universitas Al-Zaytun Indonesia ini dilaksanakan setiap tahun yang berasal dari para guru dan eksponen Al-Zaytun yang berlatar belakang pendidikan SLTA hingga D-3, disaring melalui sebuah tes penerimaan.

Program yang didukung penuh oleh para doesen dari UIN Syarif Hidayatullah ini pada tahap awal dengan tujuh dosen, empat di antarnya berkualifikasi Strata-3 (Doktor), tiga lainnya merupakan dosen yang telah berpengalaman menjadi tenaga pengajar jurusan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Namun, kini sudah lebih dari 10 dosen.

Konsep dasar P2B2 ini merupakan panggabungan dua fakultas di IAIN yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab. Kurikulum pada keduanya dirangkum menjadi satu keterpaduan. Selain itu, salah satu keistimewaan adalh adanya perkuliahan Islamic Studies yang disampaikan dalam bahasa Inggris dan kuliah-kuliahnya dilakukan dengan bahasa pengantar bahasa Arab.

Adanya dua makna keterpaduan dalam kurikulum program ini. Pertama, kurikulumnya dirancang untuk memberikan dua kemampuan profesi baik sebagai ahli bahasa dan sebagai tenaga pengajar bahasa. Kedua, kurikulumnya menggambarkan kepadatan pengetahuan ilmu kebahasaan. Berbeda dengan kurikulum kuliah bahasa lainnya, P2BT tidak memuat pengetahuan yang tidak berkait dengan bahasa seperti Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Pancasila. Sebaliknya, kurikulum P2BT memuat mata kuliah yang justru belum ada dan belum popular di Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah seperti mata kuliah 'Ilm al-Ashwat dan Ilm al-Dalalah. Kurikulum P2BT ini merupakan perpaduan dan modifikasi beberapa kurikulum antara lain kurikulum pendidikan kebahasaan di UIN Syarif Hidayatullah, Sudan, Mesir, Saudi Arabia dan India.

Selain itu, P2BT juga memiliki kurikulum khas, seperti mata kuliah Balaghah Qur'aniyah, Ad-Dirasah al-Lughawiyah min al-Hadits dan At-Tar-jamah min Injiliziyah ila al-Arabiyah. Kurikulum P2BT juga mencerminkan pendalaman terhadap mata kuliah – mata kuliah tertentu. Misalnya, pada mata kuliah Al Insya, apabila pada beberapa fakultas lain hanya diberikan enam SKS, di P2BT diberikan 10 SKS. 'Semuanya dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan berbahasa mahasiswanya," kata Abdul Hafizh, salah satu dosen P2BT. Sementara itu, pengetahuan keagamaan yang termuat dalam kurikulum lebih condong kepada level wacana, bukan level pengetahuan praktis.

Sistem perkuliahan P2BT ini memadukan sistem paket dan sistem SKS. Mahasiswanya, berkewajiban menempuh 150 SKS yang ditempuh dengan rata-rata 20 SKS per-semester. Itu berarti program pedidikan berjenjang Strata-1 akan diselesaikan minimal empat tahun. Bahkan, jika nilai yang diraih peserta di atas rata-rata, mahasiswa itu bisa mengambil mata kuliah di atas 20 SKS per semester. Sehingga, mahasiswa itu akan bisa menempuh 150 SKS dalam waktu 3.5 tahun saja.
Kegiatan perkuliahan terbagi dalam tiga sesi : pagi, siang, dan malam. Pada pagi hari dimulai dimulai pada pukul 05.30 WIB, sore hari pada pukul 15.30 WIB dan malam hari pukul 19.00 WIB. Lamanya jam belajar dalam setiap sesinya bervariasi antara 1-3 jam mata kuliah. Jika Jadwal perkuliahan pada bisa sampai jam 10 malam. Perkuliahan pagi yagn dimuai pukul 05.30 WIB, dipandang unik. Sebab, ketika kebanyakan orang masih mempersiapkan segala aktivitas pagi, para mahasiswa sudah bersiap di kelas untuk memulai perkuliahan.

Selain perkuliahan bahasa, Departemen Program Pendidikan Bahasa-bahasa Terpadu juga telah menyelenggarakan program tabungan perkuliahan santri. Program yang dimulai 18 September 2003 itu merupakan akselerasi bagi santri yang berkemampuan "lebih" sehingga ketika mereka masuk ke perguruan tinggi telah mempunyai tabungan beberapa SKS (Sistem Kredit Semester) yang telah ditempuhnya selama masa tabungan perkuliahan.

Fakultas Teknologi Informasi

Fakultas IT menyediakan berbagai sarana. Diantaranya sejumlah 294 unit computer yang tersebar di seluruh lingkungan Al-Zaytun, telah terakses ke internet. Untuk terakses pada internet, digunakan antene parabola VSAT (Very Small Aperture Terminal) dengan kapasitas bandwith 512 KBPS (Kilo Bit Per Second). Sedangkan infrastruktur jaringan antar computer, menggunakan teknologi fiiber optic. Kemudian computer juga dilengkapi dengan 11 pusat penyimpanan data (server).
Upaya lainnya, Fakultas IT, bersama dengan ECS (Educational Counselling Service) Al-Zaytun, merintis kerja sama tersebut, antara lain berupa program sertifikasi ICDL (International Computer Driving Licence) dan program akademik Teknologi Informasi dari NCCC (National Computing Centre) Education, yang berkantor pusat di London. Program ini dilaksanakan secara online kepada kantor pusat masing-masing. Untuk melaksanakan program pendidikan IT ini, dibentuk Al-Zaytun Global Information and Comunication Technology (AGICT) yang sekaligus sebagai embrio terbentuknya fakultas IT. Dalam perjalananannya, AGICT telah memiliki 2.713 siswa program ICDL. Terdiri dari 1.595 siswa yang masih aktif belajar dan 1.118 siswa yang telah menyelesaikan Program IT tahap pertama. Mereka yang telah lulus dan melanjutkan ke ICCS (International Certificate in Computer Studies) salah satu program NCC, sejumlah 704 siswa.

Fakultas Kedokteran

Sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai tingkat kesadaran yang rendah di bidang kesehatan baik secara personal maupun masyarakat. Padahal kesehatan merupakan daasr utama pembentukan sumber daya manusia yang baik.

Penyediaan tenaga kesehatan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu tenaga kesehatan, khususnya dokter harus dapat menjadi fasilitator pendidikan kesehatan di masyarakat. Perwujudan pendirian Fakultas Kedokteran (FK-UAZ-Indonesia) adalah prioritas pada tahap pertama.

Pendirian FK-UAZ-Indonesia diawali kehadiran hospital kampus, didukung oleh 12 dokter siaga 24 jam dengan segala peralatan mutahkhir untuk melayani kasus-kasus kesehatan.

Fakultas Pendidikan

Setiap warga Negara berhak memperoleh pendidikan bermutu karena pendidikan adalah hak asasi manusia. Hakikat kegiatan pendidikan adalah membiasakan manusia supaya menjadi lebih baik dari sebelumnya, dengan memiliki keluhuran budi, moral dan akhlak yang lebih baik.

Perbaikan tergambar dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan serta kemampuan karya cipta yang lebih baik guna meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Untuk mencapai tujuan ideal pendidikan diperlukan sejumlah prasyarat, seperti staf pengajar bermutu, fasilitas pendidikan yang memadai, dan system pendidikan dan formulasi kurikulum yang sesuai dengan hajat, serta kebijakan politik pendidikan yang kondusif. Dan demi menjamin mutu, setiap institusi pendidikan dituntut harus mampu menyelenggarakan proses pendidikan yang berkesinambungan.

Nah, strategi untuk menjamin mendapatkan pendidikan yang optimal dan berkesinambungan adalah penerapan One Pipe Education System. Sistem ini dilengkapi minimal tiga jalur, yaitu jalur akademis, jalur kombinasi (akademis dan keahlian), dan jalur keahlian. Ketersediaan ketiga jalur akan mempermudah pembimbingan manusia dalam menyalurkan bakat dasarnya, hingga mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi di bidangnya.

UAZ-Indonesia mendirikan Fakultas Pendidikan (FP-UAZ-Indonesia) setelah terlebih dahulu mempersiapkan berbagai kelengkapan, yaitu lab lapangan berbentuk sekolah dasar dan sekolah tingkat menengah. Sebelumnya, UAZ-Indonesia melakukan pembenahan mendasar pada setiap strata sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Tujuannya, menempatkan kembali proses pendidikan supaya sesuai dengan cita-cita pendidikan yang sebenarnya. Fakultas Pendidikan mempunyai laboratorium lapangan, yaitu sekolah dasar dan sekolah tingkat menengah. Sekolah tingkat menengah, telah berlangsung selama 6 tahun. Lebih dari 7.200 pelajar, saat ini belajar dan tinggal di Al-Zaytun. Santri dewasapun ikut melengkapi laboratorium Fakultas Pendidikan. Santri dewasa yang berjumlah 483 orang terdiri dari karyawan Al-Zaytun yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan dasar dan menengah.

Dari berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Al-Zaytun terus menerobos masuk ke percaturan pendidikan Internasional. Hal ini telah, sedang dan terus diusahakan dalam bentuk usaha bersama mendirikan Al-Zaytun American University. Hal lain yang terus dirintis adalah diakuinya Al-Zaytun sebagai satu-satunya pemegang hak sertifikasi kemampuan olah computer oleh ICDL-AP di Indonesia.
Selain itu, Program Pendidikan Pertanian Terpadu, yang sekarang telah menjadi Fakultas Pertanian Terpadu Universitas Al-Zaytun Indonesia telah mendapatkan pengakuan, bukan hanya dari dalam negeri namun juga pengakuan dari luar negeri. [Sumber Majalah Berita Indonesia -14/2006].

0 Comments:

Post a Comment

<< Home